Kamis, 16 Mei 2013

Tugas Laporan dan Usulan karya Ilmiah

Tugas Laporan dan Usulan karya Ilmiah

1. Laporan

Pengertian laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan.
 
A. Laporan Formal
Laporan formal terdiri dari:
1. Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan terdiri dari:
a. Halaman judul: judul, maksud dan tujuan penulisan identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, tahun.
b. Halaman pengesahan (jika perlu)
c. Halaman motto/ semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e. Kata pengantar
f. Daftar isi
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar gambar (jika ada)
i. Daftar grafik (jika ada)
j. Abstrak (berisi uraian singkat mengenai isi laporan)
2. Bagian Isi
Uraian singkat tentang bagian ini:
a. Bab I: Pendahuluan
1) Latar belakang
2) Identifikasi masalah
3) Pembatasan masalah/ ruang lingkup penelitian
4) Rumusan masalah
5) Tujuan dan manfaat
b. Bab II: Kajian pustaka
c. Bab III: Metode penelitian
d. Bab IV: Pembahasan
e. Bab V: Penutup
3. Bagian Penutup
a. Daftar pustaka
b. Daftar lampiran
c. Indeks atau daftar istilah
B. Laporan Informal
1. Laporan kunjungan, berisi:
a. Judul laporan
b. Tujuan
c. Waktu pelaksanaan
d. Hasil yang diperoleh
2. Laporan percobaan, berisi:
a. Judul percobaan
b. Pelaksanaan (waktu dan tempat)
c. Urusan kerja
d. Data yang diperoleh
e. Kesimpulan
3. Laporan diskusi, berisi:
a. Topik
b. Moderator
c. Penyaji
d. Jumlah peserta
e. Masalah yang dibicarakan
f. Pemecahan masalah
g. Kesimpulan

2. Usulan Karya Tulis Ilmiah

1. Jenis-Jenis Karya Ilmiah

a. Makalah
Makalah adalah Tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum di  suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan.

b. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.

c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

2.Tentukan topik Penelitian

Judul PI : ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN TOKO ROTI  SHANIA BAKERY
alasan : ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh toko roti shania bakery

narasumber 
1. http://faizul-myblog.blogspot.com/2012/05/pengertian-laporan.html
2. http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/laporan-formal-dan-informal.html
3. http://ryhanti.blogspot.com/2013/05/pengertian-laporan-serta-usulan-karya.html
 

Minggu, 14 April 2013

bahasa indonesia (hakikat karangan ilmiah)

1. Hakikat Karangan Ilmiah

Hakikat Karangan Ilmiah

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan. 

Ciri-ciri Hakikat Karangan Ilmiah 

1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal dengan banyak menggunakan bentuk pasif tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata  atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
2.   Tahapan Penulisan Ilmiah 
Bab I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bagian ini berisikan uraian/penjelasan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena atau alasan-alasan yang mendasari peneliti memilih atau tertarik untuk meneliti tema yang ditulis.

1.2  Rumusan dan Batasan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, pada bagian ini peneliti mulai mengidentifikasi, membatasi dan selanjutnya merumuskan masalah yang hendak diteliti. Setelah rumusan masalah ada, peneliti dapat menterjemahkan rumusan masalah tersebut dalam bentuk kalimat pertanyaan penelitian. 

1.3  Tujuan Penelitian
Bagian berisi tujuan penelitian yang hendak dicapai, dan hal ini seharusnya mengacu kepada rumusan dan pertanyaan penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Dapat dikatakan, bahwa tujuan penelitian adalah perubahan kalimat pertanyaan menjadi kalimat pernyataan. 

1.4  Manfaat Penelitian
Sub bab manfaat penelitian berisikan manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan peneliti tersebut.

 1.5  Metode Penelitian
Bagian berisikan tentang bagaimana secara ilmiah, penelitian akan dilakukan. Poin-poin penting dalam bagian ini adalah :
  1.5.1 Objek Penelitian 
  Menjelaskan ‘profil singkat’ seperti nama, tempat, dan atribut lain dari objek yang akan diteliti.
  1.5.2 Data/Variabel
  Menjelaskan data atau variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian Dalam bagian ini 
  dapat dijelaskan nama variabel, jenis variabel, sampai dengan simbol/notasi variabel yang akan 
  digunakan.
  1.5.3 Metode Pengumpulan Data/Variabel
  Menjelaskan cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data/variabel yang telah 
  disebutkan di bagian sebelumnya.
  1.5.4 Hipotesis
   Bagian ini menjadi optionel, disesuaikan dengan tujuan, jenis penelitian, serta kemampuan masing-
   masing peneliti. Berisikan pernyataan (tentu saja relevan dengan rumusan dan tujuan penelitian)  
   yang akan dibuktikan kebenarannya.
   1.5.5 Alat Analisis Yang Digunakan 
   Berisikan metode kualitatif dan kuantitatif yang akan digunakan peneliti dalam pembahasan dan 
   dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang telah diterapkan.
  
Bab II : LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
Bagian ini berisikan berbagai pengertian dan pemahaman mengenai teori yang benar-benar relevan dengan topik dan variabel.
 2.2 Kajian Penelitian Sejenis 
Bagian ini berisikan kajian peneliti terhadap hasil-hasil penelitian sejenis atau penelitian yang memiliki kesamaan topik atau variabel dengan topik atau variabel yang sedang dan akan diteliti oleh peneliti.
2.3 Alat Analisis
Bagian berisi penjelasan rinci (rumus, formulasi, langkah-langkah perhitungan, dsb). Mengenai berbagai alat analisis deskriptif dan kuantitatif yang akan digunakan dalam analisis masalah/pembahasan.
  
Bab III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Menjelaskan ‘profil singkat’ seperti nama, tempat, dan atribut lain dari objek yang akan diteliti.

3.2  Data/Variabel
Menjelaskan data atau variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam bagian ini dapat dijelaskan nama variabel, jenis variabel, sampai dengan simbol/notasi variabel yang akan digunakan.

 3.3 Metode Pengumpulan Data/Variabel
Menjelaskan cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data/variabel yang telah disebutkan di bagian sebelumnya.

3.4 Hipotesis
Bagian ini menjadi optionel, disesuaikan dengan tujuan, jenis penelitian, serta kemampuan masing-masing peneliti. Berisikan pernyataan (tentu saja relevan dengan rumusan dan tujuan penelitian) yang akan dibuktikan kebenarannya.

3.5 Alat Analisis Yang Digunakan
Berisikan metode kualitatif dan kuantitatif yang akan digunakan peneliti dalam pembahasan dan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang telah diterapkan.
  
Bab IV : PEMBAHASAN

4.1 Data dan Profile Objek Penelitian
Bagian berisikan data dan profile singkat objek penelitian.

4.2 Hasil Penelitian dan Analisis/Pembahasan
Dalam bagian ini, peneliti mulai menyajikan data dan hasil penelitian dan mulai menganalisis secara deskriptif (dengan tabel, grafik, flow, dan sejenisnya) serta mengkombinasikannya dengan analisis kuantitatif yang telah disebutkan dibagian sub-bab 1.5.5.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berbeda dengan kesimpulan, bagian ini berisi rangkuman hasil penelitian, yang umumnya dapat disajikan dalam tabel ringkasan hasil. 

Bab V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bagian ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian peneliti, yang pada prinsipnya merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang ada.

5.2 Saran 
 Isi yang ada pada bagian ini harus diprioritaskan pada saran terhadap butir-butir kesimpulan yang ada.

5.3 Keterbatasan Penelitian (optional)
Untuk beberapa kasus materi penelitian, bagian ini dapat digunakan untuk menyampaikan  berbagai keterbatasan yang ada dalam penelitian.

NARASUMBER
1.  http://anitasw.blogspot.com/2013/04/tugas-softskill-1-hakikat-karangan.html
2. http://suryotripitoyo.blogspot.com/2013/04/b-indonesia-definisi-ciri-ciri-hakikat.html
3. http://intanardit.blogspot.com/2013/04/hakikat-karangan-ilmiah.html

Sabtu, 16 Maret 2013

PENGERTIAN PENALARAN, DEDUKSI DAN INDUKSI (B. INDONESIA)


PENGERTIAN PENALARAN,  DEDUKSI DAN INDUKSI 

NAMA   :PONIDAH

NPM     : 15210348

KELAS : 3EA14


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

2.      Pengertian Deduksi
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiric diolah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bias ditarik dari teori tersebut.
Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran-kebenaran teori dari kebenaran pernyataan-pernyataan yang bersifat tunggal. Tidak pernah ia menganggap bahwa berkat kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan, teori-teori dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan hanya mungkin benar, contoh : jika penawaan besar, harga akan turun, karena penawaran beras besar, maka harga beras akan turun.
Contoh secara ilmiah:

Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran deduktif juga seperti menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.
Ciri-ciri paragraf Deduktif :
Ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
paragraf induktif
Ide pokok terlatak di akhir paragraf,dan kalimat penjelas berada pada bagian awal paragraph
 Contoh Paragraf Deduktif :
Paragraf Deduktif: Merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berada di awal kalimat. 
Contoh:
1.      Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga dapat melawan penyakit jantung. 
2.      Setiap orang dilahirkan dan di besarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seseorang anak adalah perwujudan cinta kasih kepada orang tua. Secara alamiah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.
3.      Pengertian Induksi
Induksi adalah imbasan atau influensi, atau sesuatu yang menyebabkan. Induksi merupakan pengaruh benda yang bermuatan listrik atau magnet, sehingga benda lain yang semula netral dapat bersifat listrik atau magnet. Bila sepotong besi lunak atau bida besi itu masih berada di dalam medan magnet, maka akan menjadi bersifat magnet. Ujung besi yang dekat dengan salah satu kutub magnet memiliki kutub yang berlawanan dengan kutub magnet itu. Peristiwa besi menjadi magnet disebut dengan induksi. Bahasa inggris untuk induksi ini adalah induced.
Contoh secara ilmiah:
Pendekatan induksi menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).
Metode induksi ini banyak digunakan oleh ilmu pengetahaun, utamanya ilmu pengetahuan alam, yang dijalankan dengan cara observasi dan eksperimentasi. Jadi metode ini berdasarkan kepada fakta – fakta yang dapat diuji kebenaran.

Berikut contoh penggunaan metode induktif berikut:
Mangga manalagi yang masih muda masam rasanya.
Mangga harum manis yang masih muda masam rasanya.
Mangga kopyor yang masih muda masam rasanya.
Mangga …. yang masih muda masam rasanya.
————————————————————————
Jadi, semua mangga yang masih muda masam rasanya.
Kesimpulan di atas bernilai benar karena sampai saat ini belum ada mangga yang masih muda yang tidak masam rasanya. Pernyataan itu akan bernilai salah jika sudah ada ilmuwan yang menghasilkan mangga yang tidak masam rasanya meskipun masih muda. Dengan demikian, hasil yang didapat dari induksi tersebut masih berpeluang untuk menjadi salah. 
Penalaran Induktif 
Penalaran Induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Dengan kata lain penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untukbenar.

Ciri-ciri Paragraf Induktif : 
  •  Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
  • Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus 
  • Kesimpulan terdapat di akhir paragraph 
  • Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas 
  • Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph 
  • Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama 
  •  Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa peristiwa khususKalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama
 Contoh Paragraf Induktif: 
Paragraf Induktif: Merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berada di akhir kalimat.
Contoh:
·         Tindakan juara dunia tinju kelas beral sejati, Mike Tyson dari AS dengan rekan senegaranya, Evander HolyJied, 28 Juli di Las Vegas AS mengundang kebencian. Di Inggris perbuatan Tyson tersebut bahkan dipakai tameng untuk mencabut eksistensi olahraga yang menggunakan sarung tinju itu. Kini di Amerika, kekhawatiran akan keselamatan petinju kelihatan mulai goyah.
·         Setelah diadakan peninjauan ke Desa Setia mekar Bekasi, diketahui persentase penggunaan listrik di RW 04 desa tersebut sebanyak 90%. Rumah penduduk yang telah menggunakan listrik, di RW 05 sebanyak 95%, RW 06 sebanyak 100%, dan RW 07 sebanyak 85%. Boleh dikatakan, di Desa Setia mekar  92% rumah penduduk sudah menggunakan listrik.




SUMBER:
http://orangstres76.wordpress.com/2012/03/18/penalaran-induksi-dan-deduksi/
http://aitariwijaya.blogspot.com/2012/04/paragraf-deduksi-dan-induksi.html

Rabu, 16 Januari 2013

karakteristik konsumen indo & faktor faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen


Nama  : Ponidah

Kelas   : 3EA14

NPM   : 15210348

 

10 KARAKTERISTIK KONSUMEN INDONESIA


Retailing adalah kegiatan  menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir. Konsumen akhir tersebut tidak menggunakan barang atau jasa yang sudah dibelinya untuk kegiatan bisnis (dijual kembali).
Kegiatan retail ini dilakukan oleh manufakturer maupun retailer. Oleh karena itu baik manufakturer maupun retailer hendaknya memahami bagaimana karakteristik konsumennya.
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Indonesia harus menjadi pasar bagi orang Indonesia sendiri. Penjualnya adalah orang Indonesia. Konsumennya bolehlah konsumen luar negeri namun KONSUMEN UTAMA-nya harus orang Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak. Jumlah penduduk yang banyak ini menguntungkan bagi siapa yang menguasai pemasaran. Menjadi pemenang  dulu di pasar dalam negeri untuk kemudian selanjutnya merambah  pasar luar negeri.
Untuk memenangkan pasar, baik manufakturer mau retailer harus berorientasi pada konsumen. Kepuasan konsumen Itu kuncinya. Memenangkan pasar itu berbicara tentang target jangka panjang. Jika konsumen puas maka akan menimbulkan repeat order dan efek word of mouth pasti akan terjadi.
Untuk memenangkan pasar Indonesia maka manufakturer maupun retailer harus memahami bagaimana karakteristik konsumen Indonesia.
10 karakteristik konsumen Indonesia :
1.      Memiliki pola pikir jangka pendek.
2.      Tidak memiliki perencanaan.
3.      Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.
4.      Tidak adaptif dengan teknologi baru.
5.      Fokus pada konten bukan pada konteks
6.      Menyukai barang-barang produksi luar negeri.
7.      Semakin memperhatikan masalah keagamaan.
8.      Suka pamer dan gengsi.
9.      Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
10.  Kurang mempedulikan lingkungan


Ada 10 Karakteristik konsumen Indonesia :
1.      Memiliki pola pikir jangka pendek.
Pola pikir adalah hal dasar bagi seseorang dalam membuat keputusan. Keputusan yang diambil akan memberi pengaruh dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pola pikir jangka pendek hanya memperhatikan manfaat dalam jangka waktu pendek saja. Oleh karena itu, produk-produk instan laku di pasar Indonesia.
2.      Tidak  memiliki perencanaan.
Konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan dalam hidup mereka termasuk dalam membuat perencaan dalam berbelanja. Perencanaan dalam berbelanja dapat diwujudkan dalam bentuk daftar belanjaan. Daftar belanjaan ini mengurangi pembelian yang tidak direncanakan. Oleh karena itu, konsumen Indonesia rata-rata sering melakukan pembelian barang-barang yang tidak direncanakan sebelumnya.
3.      Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.
Konsumen Indonesia memiki kecenderungan suka berkelompok dan berkumpul.  Saat berkumpul dan berkelompok akan timbul pembicaraan. Dalam pembicaraan tersebut akan menimbulkan efek words of mouth. Efek words of mouth akan menimbulkan kemungkinan ada konsumen baru dari konsumen yang terpuaskan. Dari konsumen yang terpuaskan akan menimbulkan repeat orders.
4.      Tidak adaptif dengan teknologi baru.
Survey yang dilakukan oleh Frontier pada tahun 2010 ini menyatakan bahwa konsumen Indonesia tidak adaptif terhadap teknologi. Fasilitas M-Banking dan Internet belum digunakan secara maksimal. Fasilitas M-Banking dan Internet yang sudah ada di dalam ponsel yang digunakan oleh konsumen Indonesia namun belum digunakan secara maksimal.
5.      Fokus pada konten bukan konteks.
Konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Konteks adalah suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Informasi yang tersedia di media atau produk elektronik lainnya tentu saja tidak memberikan informasi yang jelas.
6.      Menyukai barang-barang produksi luar negeri.
Harga acapkali dibandingkan dengan kualitas. Semakin tinggi harga dianggap semakin bagus kualitasnya. Harga barang-barang produksi luar negeri mayoritas memiliki harga lebih tinggi daripada barang-barang produksi dalam negeri. Gengsi menjadi salah satu alasan juga mengapa konsumen Indonesia lebih menyukai barang-barang produksi luar negeri.
7.      Semakin memperhatikan masalah religious.
Indonesia adalah negara beragama. Konsumen Indonesia menjadi lebih sensitif untuk hal-hal yang berbau keaagamaan. Produk dan jasa yang berbau agama semakin lebih banyak digemari.
8.      Suka pamer dan gengsi.
Kecenderungan manusia adalah ingin dipuji. Konsumen Indonesia yang berasal dari golongan ekonomi menengah ingin dipuji jika bisa membeli barang yang tidak bisa dibeli orang lain. Konsumen Indonesia dari golongan ekonomi atas membeli barang-barang branded supaya  dipuji dan sebagai prestise karena gengsi.
9.      Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
Keanekaragaman budaya dan adat istiadat sudah tidak lagi menjadi alasan dalam memilih dan menggunakan suatu produk. Globalisasi membuat konsumen Indonesia memiliki karakteristik tidak banyak dipengaruhi lagi oleh budaya local
10.  Kurang mempedulikan lingkungan.
Perubahan iklim adalah isu yang popular di abad 21. Isu tentang lingkungan menjadi penting terkait tentang pemanasan produk. Perusahaan berlomba-lomba untuk ikut andil dalam lingkungan. Produk yang akan diproduksi sudah  dirancang supaya sustainable terhadap lingkungan. Lain halnya dengan konsumen luar negeri, konsumen Indonesia masih belum peduli akan  lingkungan.

10 karakteristik konsumen Indonesia ini merupakan hasil survey sebuah lembaga survey di tahun 2010.   Beberapa hal sudah bergeser tentu saja dan semoga akan terus bergeser ke arah yang lebih baik.
Misalnya pada point ke empat. Konsumen Indonesia sudah melek dengan teknologi. Perangkat seluler hampir semuanya sudah terkoneksi dengan internet. Jumlah pengguna perangkat seluler Indonesia pun sudah mencapai 60% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
Semoga saja, point ke 6 pun akan segera bergeser menjadi KONSUMEN INDONESIA BANGGA PRODUKSI DALAM NEGERI

 

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAH LAKU KONSUMEN


Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah perilakunya. Karena perusahaan harus meninjau unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi bentuk persepsi seseorang. Unsur-unsur ini adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Seperti tergambar pada bagan di bawah ini.
 
Gambar 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen
(Philip Kotler, 2003:144)

Dapat dilihat pada gambar diatas bahwasanya yang mempengaruhi  tingkah laku konsumen terdapat berbagai faktor yaitu:
1.      Faktor Budaya
Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku sesorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian budaya itu sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1997). Setiap masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.
a.      Sub-budaya
Subbudaya adalah sekelompok orang yang mempunyai system nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi, termasuk juga agama, kelompok ras, dan wilayah geografi (Philip Kotler,1997). Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
b.      Kelas Sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa (Philip Kotler, 1997). Kelas sosial menentukan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga dan sebagainya.       
c.       Faktor Sosial
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
1)      Kelompok Acuan
Tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler, mencakup kelompok keagamaan, asosiasi professional, dan serikat pekerja. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik perbandingan atau acauan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap dan tingkah laku sesorang (Philip Kotler,1997).
2)      Keluarga
Selain kelompok keluarga juga sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, salah satu contoh yang paling dominan adalah keterlibatan suami-istri dalam proses pembelian.(Philip Kotler, 1997)
3)      Peran dan Status
Peran dan status seseorang ketika dia menjadi anggota kelompok, klub organisasi, posisinya ditentukan banyak peran dan status seseorang itu sendiri dalam organisasi, setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat misalnya peran manajer masyarakat mempunyai status yang lebih tinggi dalam masyarakat dibanding peran masyarakat lain pada umumnya.

d.      Faktor Pribadi
Keputusan seseorang sebelum membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi antara lain yaitu:
1)      Umur dan Tahap Daur Hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabotan dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga – tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaanya.
2)      Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas  rata-rata akan produk dan jasa mereka.
3)      Situasi Ekonomi
Situasi seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam membeli produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.
4)      Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interes, dan opininya. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang; gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan didunia.
5)      Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian seseorang yang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Biasanya tercermin sebagai rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, menyesuaikan diri, dan keagresifan. Hal ini dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.  
e.       Faktor Psikologis
Pilihan barang yang dibeli seorang konsumen lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologi yang penting yaitu:
1)      Motivasi
Motif (dorongan) adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut (Philip Kotler, 1997). Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting, setelah kebutuhan tersebut terpuaskan kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan memuaskan kebutuhan yang lebih penting selanjutnya, hal tersebut dikemukan oleh teori Maslow pada bukunya Kotler (1997).
2)      Persepsi
Seorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Persepsi itu sendiri adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan mengitepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia (Philip Kotler, 1997).  
3)      Pengetahuan
Jika seorang konsumen bertindak maka dengan sendirinya mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman, pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan pembenaran.
4)      Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki sesorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide yang relatif konsisten.
Tabel 2.1
Model Perilaku Pembeli
Sumber : Phillip Kotler dan Sweet Hoong Ang, et.all. Manajemen Persfektif Asia. Buku 1. 2002. Hal. 222.

Titik tolak memahami pembeli adalah model tanggapan rangsangan (stimulus response model) seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1. rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk kedalam kesadaran pembeli. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembeli tertentu lainnya. Tugas manajer adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli antara datangnya stimulus luar dan keputusan pembelian.
Berdasarkan konsep perilaku konsumen yang diajukan oleh Shiffman dan Kanuk (2000), serta Loudon dan Bitta (1993) menunjukkan bahwa terdapat dua  elemen penting perilaku konsumen, yaitu elemen proses pengambilan keputusan dan elemen kegiatan secara fisik. Kedua elemen tersebut melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan serta menggunakan barang dan jasa. Konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk mendapatkan manfaat dari barang dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen saja, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa produk dan jasa yang dibeli.
Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

1.      Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.
2.      Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.